Menangis Karena Takut Pada Allah
Assalamualaikum wr.wb
Menangis
adalah karunia Allah Subhannahu wa Ta'ala yang sangat besar yang
diberikan kepada manusia. Setiap orang yang menangis tentu memiliki
alasan-alasan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Bisa jadi
seseorang menangis karena takut pada sesuatu, karena bahagia, karena
terharu, bisa jadi juga seseorang menangis karena iba, karena menderita,
karena kehilangan sesuatu, kematian, musibah dan sebagainya.
Namun ada satu tangisan yang sangat disenangi dan dipuji oleh Allah
Subhannahu wa Ta'ala, yaitu seseorang yang mengingat Allah Subhannahu
wa Ta'ala lalu air matanya bercucuran karena merasa takut kepada-Nya.
Dan sungguh luar biasa keutamaan yang akan diberikan Allah Subhannahu wa
Ta'ala kepada orang yang bisa mencucurkan air mata karena takut
pada-Nya.
Keutamaan Menangis karena Takut kepada Allah Ta'ala.
Menangis karena takut kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala memiliki
kedudukkan yang sangat tinggi dan mulia di sisi Allah, sebagaimana
ditegaskan dalam nash-nash Al-Qur'an maupun Hadits-hadits Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam, diantaranya:
1. Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala, artinya,
"Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan kekhusyuan mereka bertambah". (QS. 17:109)
2. Firman-Nya yang lain, artinya,
"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabbnya Yang tidak tampak
oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar" (QS.
67:12)
3. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada suatu hari yang tidak
ada naungan kecuali naungan Allah; …(dan disebutkan diantaranya)
seseorang yang berzikir (ingat) kepada Allah dalam kesendiriannya
kemudian air matanya mengalir" ( HR. al-Bukhari, Muslim dan lain-lainya )
4. Rasulullah bersabda, artinya,
"Tidak akan masuk ke dalam
api neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air
susu ibu (yang sudah diminum oleh anaknya) kembali ke tempat asalnya" (
HR.at-Tirmidzi )
5. Sabda Rasulullah, artinya,"Barangsiapa yang
mengingat Allah kemudian dia menangis sehingga air matanya mengalir
jatuh ke bumi niscaya dia tidak akan diazab pada hari kiamat kelak" (HR.
Al-Hakim dan dia berkata sanadnya shahih)
6. Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Semua mata pada hari Kiamat nanti akan menangis kecuali (ada beberapa
mata yang tidak menangis) (pertama) mata yang dijaga dari hal-hal yang
diharamkan Allah, (ke dua) mata yang digunakan untuk berjaga-jaga (pada
malam hari) di jalan Allah, (ke tiga) mata yang darinya keluar sesuatu
(menangis) walau (air mata yang keluar) hanya sekecil kepala seekor
lalat karena takut pada Allah" ( HR.Ashbahâni )
7. Dari Ibnu Mas'ud Radhiallaahu anhu, Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Setiap mukmin yang meneteskan air mata karena takut kepada Allah walau
hanya sekecil kepala seekor lalat, lalu air matanya itu membasahi
pipinya niscaya Allah haramkan neraka untuk menyentuhnya" (HR.Ibnu
Majah, al-Baihaqi dan Ashbahâni )
8. Dari al-Abbâs Bin Abdul Muthallib Radhiallaahu anhu, Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Dua jenis mata yang tidak tersentuh api neraka, (pertama) mata yang
menangis (ditengah kesendirian) dimalam hari karena takut pada Allah
Subhannahu wa Ta'ala , dan (kedua) mata yang digunakan untuk
berjaga-jaga (pada malam hari) di jalan Allah." (HR. At-Thabrani)
9. Dari Zaid Bin Arqom Radhiallaahu anhu, dia berkata, "Seseorang
bertanya kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, “Ya Rasulullah
dengan apa aku membentengi diri dari api neraka? Rasulullah menjawab,
“Dengan air matamu, karena mata yang menangis karena takut pada Allah
niscaya neraka tidak akan menyentuhnya selama-lamanya" ( HR. Ibnu Abi
Dunya dan Ashbahâny )
Kiat-kiat yang Mengantarkan Kita untuk Bisa Menangis.
1. Memperbanyak membaca al-Qur'an dengan memahami maknanya, terutama
ayat-ayat yang kita baca di dalam shalat, kemudian berusaha untuk
merenungi dan meresapi maknanya ke dalam hati. Di samping itu pilih
waktu, suasana dan tempat yang tepat, seperti tengah malam, ketika
shalat tahajjud dan sebagainya.
Jika hal ini bisa kita perhatikan,
insya Allah akan membawa pengaruh yang berarti dalam kehidupan kita,
sehingga kita akan mudah tersentuh dan menangis ketika membaca
al-Qur'an, atau ketika sedang shalat.
Diriwayatkan dari
Abdullah bin Syukhair Radhiallaahu anhu dia berkata, "Aku mendatangi
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang sedang shalat, dan (aku
mendengar) dari rongga dadanya ada gemuruh seperti gemuruh air mendidih
dari periuk yang ada di atas tungku berapi, (disebabkan) karena tangisan
beliau" (HR.Abu Daud dan at-Tirmidzi )
Demikian juga Abu
Bakar As-Shiddîq Radhiallaahu anhu, beliau sangat mudah tersentuh dengan
bacaan Al-Qur'an dan selalu menangis tatkala melantunkan bacaan
al-Qur'an.
Juga Umar bin Khattab Radhiallaahu anhu apabila menjadi
imam shalat Isya dan Subuh, beliau sering membaca surat Yusuf, dan
setiap kali membaca surat ini maka beliau menangis dan suara tangisannya
terdengar hingga shaf yang paling belakang, dan karena seringnya beliau
menangis sehingga ada bekas menghitam di kedua pipinya.
2. Mengenali Nama-Nama Allah yang Maha Tinggi dan Sifat-Sifat-Nya yang
Agung sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Juga berusaha untuk merenungi kebesaran, keagungan, ketinggian dan
kesempurnaan Allah melalui keindahan dan keunikan ciptaanNya, disertai
dengan introspeksi atas kelemahan diri kita sebagai hambaNya.
3. Menghadiri majlis-majlis ilmu, mendengarkan nasehat-nasehat para ulama
yang bisa menyentuh batin kita, sehingga membuat kita menangis.
Shalatlah berjamaah di belakang imam yang mudah menangis ketika
melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an, simaklah kaset-kaset ceramah yang
berisi nasehat-nasehat terutama mengenai tazkiyatun nafs, bacaan-bacaan
murattal yang isinya penuh dengan kekhusyu'an dan tangisan. Suasana
seperti itu bisa menyentuh dan mempengaruhi diri kita.
4. Mengingat kematian kita. Bagaimana kita akan meregang nyawa mengadapi
sakaratul maut dan kita ingatlah ajal kita yang semakin dekat ke ambang
pintu kematian. Perhatikan bagaimana keadaan orang-orang yang sedang
sakaratul maut, baik yang tampak padanya tanda-tanda khusnul khatimah
ataupun sû`ul khatimah. Lalu renungkan kejadian-kejadian itu secara
mendalam. Kemudian kita bayangkan jika kejadian-kejadian yang mengerikan
itu menimpa diri kita sendiri, dengan tubuh yang semakin lemah, semakin
dingin dan semakin tidak berdaya menghadapi kematian, dengan nafas yang
tersengal-sengal meregang nyawa yang mau keluar. Tubuh kita menggigil
menahan sakitnya sakaratul maut, lalu malaikat maut menarik nyawa dari
tubuh kita yang sudah kaku tak bergerak. Hanya diri kita sendiri yang
merasakan sakitnya sakaratul maut. Tak seorang pun bisa membantu untuk
meringankan betapa sakitnya sakaratul maut, dan tak seorangpun bisa
berbuat tatkala nyawa kita dipegang oleh Malaikat Maut.
Setelah nyawa kita berpisah dengan jasad, berarti kita sudah
meninggalkan dunia yang fana ini untuk selama-lamanya, maka orang-orang
yang ada di sekeliling kita menangis sambil meneteskan air mata
menyaksikan tubuh kita yang sudah tidak bernyawa. Lalu tubuh kita
dimandikan, dikafani, lalu dishalatkan dan dikuburkan. Anak, istri,
keluarga, kerabat dan teman kita mengantarkan jasad kita ke kuburan.
Lalu setelah itu mereka meninggalkan kita sendirian di dalam kubur
dengan pemandangan yang mengerikan, dan kita tidak tahu apakah kuburan
kita itu menjadi taman surga atau justru lorong menuju ke neraka? Di
tengah pekatnya kegelapan alam kubur yang menakutkan itu, tiada seorang
pun yang menemani kita. Tiada seorang pun yang bisa menolong kita. Tiada
seorang pun yang bisa memberi bantuan pada kita selain amalan yang
merupakan bekal yang telah kita persiapkan semasa hidup. Kita hanya
berharap agar semua amal ibadah yang sempat kita lakukan semasa hidup di
dunia diterima Allah, karena sangat banyak amalan manusia yang tidak
mendapat ridha Allah Subhannahu wa Ta'ala . Banyaknya amalan ibadah yang
dilakukan oleh seseorang belum menjadi jaminan untuk terbebasnya dia
dari azab kubur kecuali apabila Allah berkenan menerimannya.
5. Mengingat dan membayang kan kedahsyatan hari Kiamat. Pada hari itu
terdengar tiupan pertama terompet malikat Israfil yang sangat dahsyat,
sehingga menggelegarkan alam jagat raya ini dan seluruh isinya. Semua
makhluk dicekam ketakutan. Semua manusia dalam kebingungan, panik, dan
sangat takut. Mereka semua seperti orang yang sedang mabuk. Semua lari
tapi entah ke mana tujuannya. Pada hari itu seorang ibu yang sedang
menyusui anaknya tidak peduli lagi dengan anak yang sedang dia susui.
Seorang bapak tidak bisa berbuat apa pun untuk menolong anak dan
istrinya. Semua hanya mengurusi diri sendiri tapi tidak ada yang bisa
diperbuat. Semuanya dicekam ketakutan yang tidak pernah terbayangkan
sebelumnya. Lalu terdengar lagi suara tiupan terompet malikat Israfil
untuk yang ke dua kali. Semua makhluk semakin histeris lalu semuanya
musnah. Bumi, gunung, bangunan dan apa saja yang ada semuanya hancur.
Semuanya mati dan tiada satupun makluk yang selamat dan lolos dari
kehancuran alam semesta ini.
6. Mengingat Murka Allah kepada
umat-umat terdahulu, seperti umat nabi Luth alaihissalam. Mereka
dibinasakan dengan hujan batu, lalu bumi mereka dibalikkan oleh Allah
Ta'alakarena mereka bergelimang dengan dosa liwath (gay/ homoseksual).
Dan masih banyak lagi umat-umat terdahulu yang dihancurkan Allah Ta'ala
karena kedurhakaan mereka kepada-Nya.
7. Ingatlah Kondisi Ummat
Islam di masa lalu yang penuh dengan kejayaan dan kemuliaan, lalu
bandingkan dengan kondisi kita saat ini yang begitu lemah dan dihinakan.
8. Memperbanyak Do'a agar Allah Ta'alamenganugerahkan
karunia-Nya kepada kita agar bisa menangis karena takut padaNya.
Hendaklah kita selalu bermunajat pada-Nya dan sungguh-sungguh dalam
berdo'a agar kita dijauhkan dari hati yang tidak khusyu' dan mata yang
tidak bisa menangis.
9. Jangan Meremehkan Dosa, karena dosa
sekecil apa pun akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Ibnu Mas'ud
ra berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya
seakan-akan dia berada di bawah sebuah gunung dan dia khawatir kalau
gunung itu ditimpakan kepadanya. Sedangkan seorang fasik melihat
dosa-dosanya seperti dia melihat seekor lalat yang bertengger di
hidungnya.
Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita termasuk hambaNya yang senantiasa menangis karena takut padaNya.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi yang membaca, Amiin :)
Wassalamualaikum wr.wb
No comments:
Post a Comment